Sabtu, 16 Juli 2011

Laporan MIKROBIOLOGI - UJI FENOL

UJI KOEFISIEN FENOL

A. Tujuan Percobaan
          Untuk mengetahui daya hambat desinfektan terhadap pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus.
B. Maksud Percobaan
          Untuk menentukan suatu sediaan apakah termasuk desinfektan atau tidak dengan melihat standar koefisien fenol.
C.Prinsip Percobaan
          Untuk membandingkan daya bunuh suatu desinfektan dengan daya bunuh baku fenol terhadap bakteri uji Staphylococcus aureus yang dipilih pada kondisi yang sama dalam waktu 5,10,dan 15 menit.

D. Teori ringkas
Desinfektan merupakan suatu bahan yang digunakan untuk menghilangkan dan mematikan mikroba, terutama bakteri yang membahayakan. Istilah ini umumnya di gunakan dalam proses membebaskan benda-benda mati dari bakteri dan aman untuk dipakai dalam bidang industri, rumah sakit, dalam makanan dan minuman serta bidang kefarmasian .

Menurut kegunaannya desinfektan dapat di bedakan  menjadi anti mikroba, Antibiotik, Khemoterateutika, desinfektansia, senitazer, qermisida, dan sebagainya. Salah satu desinfektan atau antimikroba yang sering di gunakan adalah yaitu desinfektansia yang secara umum di aktifkan sebagai pembasmi mikroorganisme yang di khususkan untuk benda-benda mati, selain itu ada beberapa kelompok antimikroba kimiawi yaitu fenol, senyawa fenolik alcohol, halogen, logam-logam berat dan persenyawaanditerjen aldihida

Menurut  SNI 06. 1872-1990. Syarat mutu desingfektansiasebagai pembersi lantai adalah koefisien fenol, PH, kelarutan dalam air dan indikator kekuatan desinfektansia dalam dalam membasmi mikro organism adalah koefisien fenol. (Natsir Djide. 2004)

Nilai koefisien fenol adalah perbandingan pengeceran tertinggi baku fenol 5 % dimana  pengeceran tersebut dapat mematikan bakteri uji dalam kontak waktu 10 menit, tetapi tidak mematikan bakteri uji dalamkontak waktu 5 menit, bakteri / mikro organisem yang dapat dipakai adalah Staphylococcus aureus  (Arifuddin, 1992)

Pada awal dan akhir dari pengujian koefisien fenol selalu di lakukan uji kemurnian bakteri uji. Pengujian bakteri tersebut pada akhir pengujian koefisien fenol dilakukan pada hari ke tiga ingkubasi pada suhu 370C.

Faktor yang mempengaruhi suatu desinfektan adalah :
-  Konsentrasi / kada
- Waktu
- suhu
- keadaan sekitar media
Penggolongan desinfektan dibagi dalam beberapa golongan, yaitu :
1. Golongan fenol dan turunannya
2. Alcohol
3. Yudium
4. Prepara clor
5. Logam-logam berat dan turunannya (Hg, Ag, Zn dan Cu)
6. Zat warna
7. Sabun dan ditergen sintesis
8. Senyawa amonium quartus
9. Oksidator
10. Aoresol
11. Fumigasi (Signaterdadie, 2009)
Fenol memiliki kelarutan dalam air terbatas yakni 3,8 gram / 10 mlfenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H1 dan gugus hidroksidanya pengeluaran ion tersebut menjadikan anion ferioksida C6HsO yang dapat dilarutkan dalam air fenol didapatka  melalui oksidasi,sebagai pada bezena atau asam benzoal dengan proses fenol.
Turunan fenol mempunyai efek antiseftik, antihelmitik, anestetik, karebolitik,kausatik, dan bekerja dengan mengandalkan protein sel bakteri turunan ini di gunakan sebagai desinfektan, antiseptic, antilenintik, karebolitik. Pada beberapa kasus peningkatan aktivitas bakteri di ikuti dengan penurunan toksitas fenol. Fenol re halogenasi dan alkil fenol meskipun efek antiseptikumnya besar tetapi tidak dapat di gunakan antseptiknya kulit dan mulut, desinfektandan untuk saterilisasi untuk. (Indang Entjang. 2001)
Beberapa desinfektan yang merupakan turunan dari koefisien fenol yang dapat menghambat Staphylococcus aureus. Contohnya : Timol, Cuserol, Heksilresorusiad hoksakloroform.
Hubungan struktur dan aktifitas adalah sebagai berikut :
1.  Fenol sendiri mempunyai efek antiseptik dan desinfektan.
2. Pemasukan gugus holegenseperti klorin dan bromine ke inti fenol akan meningkatkan aktifitas desinfektan.
3.Pemasukangugus nitro dapat mengakibatkan aktifitas desinfektan sampai derajat yang moderat.
4. Pemasukan gugus asam karbolat dari asam sulfonat menurunkan aktifitas desinfektan.
5. Pemasukangugus alkil kedalam struktur  fenol akan meningkatkanaktifitas desinfektan dan menurunkan toksisitasnya.
6. Pemasukan gugus altoksi juga meningkatkan aktipitas antiseptic dan desinfektan fenol. (Natsir Djide. 2004).
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbunuhnya bakteri yaitu :
a.Factor abiotik
Factor abiotik terdiri dari :
1. Pengaruh temperature
2. Pengaruh kesalahan dan kekeringan
3. Pengaruh perubahan nilai osmatik
4. Pengaruh PH
5. Pengaruh sinar
6. Secara mekanik
b. Factor biotik
Factor-faktor biotik terdiri dari :
1. Netralisasi
2. Komposisi
3. Antagonisme
c. Factor-faktor kimia
Factor-faktor kimia terdiri atas :
1. Logam-logam berat (Hg, Ag, As, Zn, dan Cu)
2. Fenol
3. Alcohol
4. Aldehid
5. Yodium
6. Klor dan senyawa klor
7. Zat warna
8. Detergen  dan antibiotik (Cristensi dan Kaufman. 1974)

E. Uraian bahan
1.  Air steril (Depkes RI, Edisi III,hal,97
Nama resmi            : AQUA PRO INJECTIONE
Nama lain               : Air steril / air untuk injeksi 
Pemerian                : Keasaman, kebasaan, ammonia, besi, tembaga, timbale kalsium, klorida ,netrat, sulfat, zat teroksidasi memenuhi syarat yang tertera pada aquadestillata
Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup kedap jika disimpan dalam wadah terbukakapas berlemak, harus di gunkan dalam 3 hari setelah pembuataan
Kegunaan              : Untuk pembuatan injeksi

2.  Alcohol  (Depkes RI, Edisi III, hal 65)
Nama resmi            : AETHANOLUIM
Nama lain               : Alkohol, etanol
Pemerian                : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah terbakar, bau khas rasa padat dan mudah bergerak dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap
Kelarutan               : Sangat mudah larut dalam air klorofom P dan eter P
Penyimpanan        : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan              : Sebagai zat tambahan


3.  Aquadest (Depkes RI, Edisi III, hal 96)
Nama resmi            : AQUA DESTILLATA
Nama lain               : Air suling
Pemerian                : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berarna, dan
 tidak berasa
Berat molekul        : 18,02
Rumus molekul     : H2O
Penyimpanan        : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan              : Sebagai pelarut

4.  Beef extrac (Depkes RI, Edisi III, hal 1152)
Nama resmi            : BEEF EXTRAC
Nama lain               : Extrac daging sapi
Pemerian                : Berbentuk pasta, berwarna coklat, baud an rasa seperti daging, sedikit asam
Kelarutan               : Larut dalam etanol

5.  Fenol (Depkes RI, Edisi III, hal 484)
Nama resmi            : PHENOLUM
Nama lain               : Fenol
Pemerian                : Hablur bentuk jarum atau massa hablur,tidak berwarna dengan berbau khas
Kelarutan               : Larut dalam 12 bagian air,mudah larut dalam etanol,dalam eter  P ,dalam minyak tanah.
Penyimpanan       : Dalam wadah tertutup  rapat terlindungi dari cahaya di tempat sejuk.



6.  Pepton (Depkes RI, Edisi II, hal 72)
Nama resmi            : PEPTONE
Nama lain               : Pepton
Pemerian                : Kuning kemerahan sampai coklat,bau khas tidak busuk.
Kelarutan               : Larut dalam air,praktis tidak larut dalam etanol (95%) P dan dalam eter  P
Kadar nitrogen      : Tidak kurang dari 14,2% dan tidak lebih dari 15,5% sesuai dengan tidak kurang dari 89% Pepton.

7.  Nutrient broth (NB)
Komposisi Nutrient Broth (NB)  :
Ekstrak daging sapi                           3 gr
          Peptone                                               3 gr
          Aquadest                                             1000 ml.
                           
F. Uraian Bakteri
1.  Klasifikasi bakteri Staphyiococcus aureus
Kingdom                 : protista
Division                  : Protophyta
Class                       : scizomycates
Ordo                        : Embacteriaks
Family                     : Embacteracece
Genus                     : staphyiococcus
Sepsis                     : Staphylococcus aureus



2.  Merfologi Bakteri Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif tidak bergerak dan tidak berspora dan mampu membentuk kapsul berbentuk kokus/bulat dengan tersusun seperti buah  anggur dan ukurannya berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya.dinding selnya mengandung asam pekat  yaitu sekitar 40% dari berat kering dinding selnya. Staphylococcus aureus memiliki diameter 0,5-1,0 mm, dengan warna kuning, tidak tahan pada pembenihan padat seperti koloni, suhu optimum pertumbuhannya 370C pada PH 7,4 (Sri Kandi, Fardias. 1988)

G. Uraian Sampel
     Wings Porselain Cleaner (WPC) mengandug bahan aktif HCl, untuk membersihkan ubin dan dan permukaan keramik dan membersihkan dapur, lantai, dinding kamar mandi dan ubin dekoratif, dan membersihkan mereka dari kotoran keras kepala dan kulit kusam.
Wings Porselain Cleaner dapat membersihkan kotoran yang dihasilkan dari oksidasi tanpa merusak desain atau warna .(PT Sayap Mas Utara)DEPKES RI PKD 20303800470
s
H. Alat dan Bahan
a.    Alat yang digunakan :
1.   Autoklaf
2.   Botol semprot
3.   Batang pengaduk
4.   Baskom
5.   Erlen meyer
6.   Gelas kimia
7.   Gelas ukur
8.   Ingkubator
9.   Lampu ispritus
10.  Masker
11.  Ose bulat
12.  Pipet tetes
13.  Oven
14.  Rak tabung 
15.  Spoit 1 ml, 3 ml, 5 ml, dan10 ml
16.  Sendok tabung
17.  Stopwatch
18.  Tabung reaksi
19.  Timbangan
b.  Bahan yang digunakan :
1.  Aquadest
2.  Alcohol
3.  Air steril
4.  Bakteri Staphylococcous aureus
5.  Desinfektan wipol
6.  Es batu
7.  Fenol 5%
8.  Kapas
9.  Kertas label
10. Korek api
11. Medium Nutrient broth

I.  Cara Kerja
1.  Untuk pembuatan larutan baku fenol 5%
a.  Disiapkan alat dan bahan
b.  Diukur  5 ml fenol
c.   Dimasukkan fenol yang telah di ukur kedalam labu ukur 100 ml, lalu di larutkan dengan aquadest kemudian di celupkan volumenya hingga batas tunda lalu di homogenkan
2.  Pengujian sampel desinfektan wipol dengan bakteri uji staphylococcus avreus.
a.  Disiapkn 22 tabung reaksi
b.  5 buah tabung reaksi yang berisi pengeceran desinfektan sesuai dengan nilai MIC yang sudah didapat ke 20 tabung reaksi tersebut di deret menjadi 4 deret, masing terdiri dari 5 tabung
c.   Tabung reaksi yang berisi pengeceran sampel di letakkan pada deret 1 secara beraturan dan di beri lebel.
d.  Tabung deret 2, 3dan 4 diberi perlakuan yang sama sesuai deret tabung 1.
e.  Kemudian tabung reaksi 1 pada deret 1 di isi 0,2 ml suspensi bakteri staphylococcus avreus dan di rendam dalam es batu.
f.    Selang waktu 30 detik kemudian tabung reaksi 2 deret 1 di isi dengan 0,2 ml suspense bakteri staphylococcus avreus.
g.  Dibiarkan istirahat selama 5 menit.
h.  Dilakukan inokulasi dengan menggunakan ose bulat pada tabung reaksi 1 deret 2 sebanyak 1 ose dari tabung reaksi 1 deret  1.
i.    30 detik kemudian dilakukan pengerjaan inokulasi yang sama sampai tabung reaksi 5 deret 2.
j.    Dibiarkan selama 10 menit.
k.   Dilakukan hal yang sama sampai tabung reaksi 5 deret 4.
l.    Dinokulasi selama 1 X 24 jam dalam ingkubator pada suhu 370C.

3.  Pengujian sampel Fenol  5%
a.  Disiapkan 12 tabung reaksi
b.  Ke 12 tabung reaksi tersebut dideret menjadi 4 deret dengan tiap deret terdiri atas 3 tabung.
c.   Tabung reaksi tersebut dideret secara beraturan dan diberi label.
d.  Dilakukan hal yang sam untuk deret 2, 3, dan 4 juga diberi label.
e.  Kemudian tabung reaksi 1 pada deret 1 diisi dengan 0,2 ml suspense bakteri staphylococcus avreus dan di rendam dalam es batu.
f.    Selang waktu 30 detik dilakukan hal yang sama pada tabung reaksi 2 dari deret 1 dan seterusnya sampai tabung reaksi 3 deret 1.
g.  Dibiarkan stirahat selam 5 menit.
h.  Dilakukan inokulasi dengan menggunakan ose bulat pada tabung  reaksi 1 deret 2 sebanyak 1ose dari tabung reaksi 1deret 1.
i.    30 detik kemudian dilakukan pekerjaan inokulasi yang sama sampai tabung reaksi 3 deret 2.
j.    Dibiarkan istrahat selama 10 menit.
k.   Dilakukan hal yang sama sampai tabung reaksi 3 deret 4
l.    Diinokulasi selam 1 X 24 jam dalam ingkubator pada suhu 370C

K. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan penentuan uji koefisen fenol pada wipol yang merupakan salah satu pruduk desinfektan yang banyak beredar di pasaran. Menurut SNI 26-1990, syarat mutu suatiu cairan desinfektan sebagai pembersi lantai adalah koefisien fenol, PH, kelarutan dalam air soda dan  daya memucatkan sebagai indicator kekuatan desinfektan dalam membasmi mikro organism adalah koefisien fenol.
Nilai koefisien fenol adalah perbandingan pengeceran tertinggi desinfektansia dengan pengeceran tertinggi baku fenol 5%, dimana pengeceran tersebut dapat mematikan bakteri uji dalamkontah waktu 5 menit.
Faktor utama yang menentukan bekerjanya suatu desinfektsn adalah potensi, kadar, waktu yang diberikan kepada desinfektan untuk bekerja, jumlah dan tipe mikro organism yang ada dalam bakteri desinfektan. Bagian sel yang rentang terhadap cara kerja desinfektan adalah pada membrane sitoplasma enzim tertentu dan protein structural seperti yang terdapat di dinding sel. (Indan Enjang. 2001)
Fenol atau asam karbolat atau benzoate adalah zat Kristal ton yang memiliki bau khas rumus kimianya adalah C6 H5 0H dan struktur memiliki hidroksi (OH) yang berkaitan fenol.( Arifuddin 1992)
Sampel yang digunakan adalah bakteri Staphylococcus aureus. Staphylococcous avreus adlah organism yang umumnya terdapat di berbagai tubuh manusia, termasuk mulut manusia karna mudah memasuki makanan.
Pecobaan koefisien fenol suatu desinfektan yakni wipol dimana pengeceran yang digunakan adalah hasil MIC (minimal inhibitory concentration) yang didap dari percobaan sebelumnya di dapatkan nilai koefisien fenol adalah 4,4 berakti efektif digunakan karena lebih besar dari 0,5.
Factor yang mempengaruhi suatu desinfektan adalah
-  Konsentrasi / kadar
-  Waktu
- Suhu
- Keadaan sekitar media
     Pada percobaan ini di gunakan sampel bakteri staphylococcus avreus karena pada saat melakukan percobaan pada uji koefisien fenol yang tersedia di laboratorium adalah bakteri staphylococcus aureus maksud digunakannya es batu pada percobaan ini untuk menginaktifkan bakteri dalam tabung reaksi pada deret 1 selama 30 detik
     Untuk memperoleh koefisien fenol suatu sampel maka terlebih dahulu dibuat suspensi bakteri uji koefisien fenol yang di gunaka selang waktu saat diambil dari tabung 1 ke tabung 2 selama 30 detik dari kelompok tabung deret 1kelompok tabung deret 2 diperlukan waktu kontak 5 menit kemudian dilanjutkan dengan kelompok tabung deret 3 dengan lama kontak 10 menit dan kelompok tabung deret 4 dengan lama kontak 15 menit.
    Dalam percobaan ini di ambil 2 pengeceran, yaitu pengeceran larutan desenfektan dan pengeceran baku fenol dengan perbandingan untuk desinfektan ; 1 : 320, 1 : 340, 1 : 360,1 : 380, 1 :400 dan untuk baku fenol: 1:80, 1 : 90 dan 1 : 100 yang merupakan ketentuan.
Koefisien fenol ditentukan untuk membuktikan apakah sampel disenfektan yang digunakan merupan yang baik atau tidak. Fungsi dari stopwatch adalah untuk menentukan bahwa terbunuhnya bakteri di tentukanoleh lama kontak dalam waktu 5 menit proses denutrasi bakteri belum mengalami tingkat maksimal teyapi pada menit ke 10 proses pembunuha bakteri maksimal terjadi.
            Pada percobaan fenol ini , dimana tabung reaksi yang berisikan sampel dan suspense bakteri harus direndam es batu untuk menginatifkan bakteri uji menggunakan selang waktu 5 menit pada masing seri tabung yang berisikan sampel dan suspensis bakteri dikarenakan untuk membandingkan daya bunuh pada masing-masing seri tabung baik pada fenol baku dan disenfektan dengan menggunakan selang waktu dapat diketahui nilai daya bunuh suatu sampel dari fenol baku dan desinfektan sehingga dapat mengetahui nilai dari uji koefisien fenol.
            Perbedaan perbandingan dan larutan yang dipilih daru baku fenol dan desinfektan. Dimana pada desinfektan mengunakan perbandingan 1:400, 1:340, 1:360, 1: 380, 1:400. Dikarenakan pada percobaan MIC yang nilai MIC pada perbandingan 1:320 sehingga pada perbandingan disenfektan percobaan uji koefisien fenol menggunakan perbandingan 1:320 (perbandingan awal) sedangkan pada baku fenol 5% digunakan perbandingan 1:80, 1:90, 1:100. Merupakan ketentuan untuk nilai perbandingan pada percobaan uji koefisien fenol.
            Perbedaan laruta yang dipipet dari tabung reaksi deret 1-4 pada desinpektan dikarenakan untuk mendapatkan nilai uji koefisien fenol dimana untuk mendapatkan nilai larutan yang akan dipipet untuk tabung deret 1-4 pada sampel wipol menggunakan perhitungan untuk perbandingan 1:320 => ……………… dan seterusnya untuk membandingkan 1:340, 1:360, 1:380, 1:400 sedangkan untuk nilai LB (laktosa Broth) yang akan di pipet pada masing masing deret menggunakan perhitungan nilai banyak sampel dikurangi nilai desinfektanbegitu seterusnya hingga perbandinggan 1:400, sedangkan pada baku fenol sama dengan cara mencari perbandingan yang akan di pipet pada masing-masing tabung deret 1-4 tetapi pada baku fenol hanya 2 perbandingan yang digunakan yaitu 1:80, 1:90, 1:100.

            Dengan melakukan percobaan ini, kita dapat mengetahui dan memahimi cara penentuan koefisien fenol dan satu desinfektan dan baku fenol serta daya bunuh pada bakteri staphylococcus aureus dengan kontak waktu, 5 ,10,dan 15 menit.
  Factor kesalahan yang dilakukan oleh praktikum yaitu :
a.    Kesalahan dalam pengukuran larutan fenol
b.    Kesalahan saat pemidahan cairan dari tabung  1 maupun ketabung yang lain
c.    Peralatan yang kurang baik dan terbatas
d.    Kurang  terampilnya praktikum dalam mengunakan alat-alat laboratorium.
                Dalam percobaan uji koefisien fenol hanya ada 1 parameter yang digunakan untuk mengetahui nilai koefisien fenol dari percobaan yang telah di lakukan dari sampel desinfektan wipol dan baku fenol adalah tingkat kekeruhannya.

L. Penutup
1.  Kesimpulan
         Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan  bahwa :
a.  Desinfektan adalah  bahan kimia/pengaruh fisika yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasat renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurungkan jumlah mikro organism.
b.  Staphylococcus aureus merupakn bakteri Gran positif tidak bergerak, tidak berspora dan mampu membentuk kapsul.
c.   Pada pengeceran desenfektansia 1:400 bakteri Staphylococcus aureus di nyatan hidup pada waktu 5 menit oleh karena iyu nilai desinfektansia terjadi pada pengeceran 1:400.
d.  Pada pengeceran fenol 1:90 bakteri Staphylococcus aureus dinyatan hidup pada waktu 5 menit dan mati pada waktu 10 menit dan 15 menit oleh karena itu nilai pengeceran fenol terjadi pada pengeceran 1:90.
e.  Tujuan di gunakannya desinfektansia wipol, yaitu untuk menghambat, membunuh, atau mematikan mikro organisme.
f.    Pengeceran tertinggi desinfektan uji yang mematikan dalam waktu10menit tetapi  tidak mematikan dalam waktu 5 menit.
KF=
pengecran tertinggi baku fenol yang mematikan dalam waktu 10 menit tetapi tidak    mematikan dalam waktu 5 menit
            =         
=          =   88,88 efektif     (20 = ketetapan)
2.  Saran
a.  Laboratorium
  Seharusnya perlengkapan dan alat-alat laboratorium dilengkapi dan yang rusak diganti dengan yang baru dan alat –alat dalam laboratorium seharusnya di tambah.
  b.Asisten
Berikan arahan dan bimbingan yang lebih baik kepada praktikum.














DAFTAR PUSTAKA

Arifiddin 1992 “ Dasar-Dasar Mikrobiologi “ Edisi III. Universitas Indonesia : Jakarta
Dirjen POM. 1979 “ Farmakope Indonesai “ Edisi III. Depkes RI: Jakarta
Djide. M. Nasir. 2004. “Mikrobiologi Farmasi “ Universitas Hasanuddin : Makassar
Faradias . Srikandi. 1988. “ Mikrobiologi pangan : Depkes RI : Bogor
Signaterdadie’s, 2009. “ Desinfektan (online) (http : // www signaterdadie’s. com) di akses tanggal 20-10-2010. Jam 19.30 WIB)
Tim dosen UIT. 2011 “ penuntun praktikum Mikrobiologi Farmasi “ Universitas Indonesai Timur: Makassar



Tidak ada komentar:

Posting Komentar